25 Januari 2008

Perang Produk Burqini vs Bikini

Wanita muslimah kini tak perlu lagi merasa canggung didepan umum, mereka tetap bisa tampil sopan (menutup aurat) dalam aktivitas yang serba terbuka seperti di kolam renang atau pantai, sebab kini telah hadir terobosan baru produk halal burqini, gabungan burqa dan bikini

Eksistensi wanita muslimah saat ini benar-benar tak lagi dihargai, di berbagai tempat dan kebudayaan yang ada selalu mempertontonkan lekuk tubuh wanita yang tentunya sangat dinikmati oleh kaum pria. Ada perbedaan persepsi aurat antara apa yang dipahami barat dengan Islam. Menurut pandangan barat apa yang dinamakan aurat adalah kemaluan dan payudara, sementara di dalam islam aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.
Karena dunia ini dikuasai oleh orang barat yang sangat merendahkan derajat wanita, jadilah produk-produk yang diciptakan juga berselera rendah, seperti halnya bikini, atau pakaian senam, atau pakaian tenis lapangan yang cenderung ketat dan menonjolkan lekuk tubuh wanita, ini tak lain karena ideologi barat menganut paham liberalisme (kebebasan) ataupun hedonisme (kepuasan). Apa yang terjadi kemudian kita saksikan sendiri, yakni fakta penjungkir balikan nilai-nilai, termasuk merendahkan derajat kewanitaan itu sendiri. Wanita adalah komoditi dalam industrialisasi hiburan, disamping karena psikologi wanita tersebut yang ingin dilihat oleh semua orang, khususnya laki-laki. Di samping itu wanita juga merasa bangga kalau memakai produk-produk yang menonjolkan lekuk tubuh, dan model busana yang nganeh-anehi. Wajar saja hal itu terjadi sebab selama ini kebudayaan kita dibanjiri dengan produk-produk barat dan sangat minimnya produk-produk syar’i untuk wanita.
Tetapi jangan khawatir, para wanita muslimah kini tak perlu risau lagi, baru-baru ini dikembangkan produk wanita Islami yang sesuai syar’i. Burqini, demikian nama model pakaian itu yang berarti perpaduan antara burqa dan bikini.Menurut Ahiida Zanetti perancang burqini, konsep pakaian yang ia tawarkan untuk wanita muslimah adalah untuk dipakai pada aktivitas terbuka seperti di pantai atau di kolam renang. Wanita muslimah tetap bisa melakukan aktivitasnya tanpa perlu merasa canggung atau malu bila auratnya terlihat sebab pakaian ini tetap berpedoman pada kaidah syar’i, hanya memperlihatkan muka dan telapak tangan.
Ahiida, warga negara Libanon yang berhijrah ke Australia dalam sebuah situsnya memperkenalkan konsep pakaiannya yang bebas, mudah, nyaman dan percaya diri. Bebas berarti agar wanita muslimah tetap bebas memilih aktivitas olahraganya tanpa pernah merasa malu jika auratnya terlihat. Mudah dan nyaman karena pakaian ini berasal dari bahan-bahan seperti chlorine yang elastis terlindungi dari sinar ultraviolet, tahan di segala cuaca, sedikit menyerap air dan mudah dikeringkan. Pakaian ini diciptakan untuk lebih fleksibel, longgar dan dapat mengatur kelembaban dengan suhu tubuh manusia. Meski menutup seluruh tubuh, pakaian ini tetap terlihat atraktif dan modis, sehingga si pemakai tetap bisa percaya diri, tampil cantik dan tetap mulia meski harus menutup seluruh tubuh.
Hasil rancangan Ahiida saat ini telah dipakai oleh penjaga pantai Australia. SLSA (Surf Life Saving Australia) Sebuah badan yang mengurus masalah pantai di Australia mengeluarkan kebijakan baru, yakni merekrut penjaga pantai dari Timur Tengah, bukan hanya itu saja kebijakan plus yang dikeluarkan adalah memakai pakaian renang burqini yang menutup seluruh tubuh, bukannya bikini yang setengah telanjang. Terobosan itu sangat melegakan, sebab ini bisa menjadi solusi atas membanjirnya produk-produk dari barat yang menjual aurat wanita.

Tidak ada komentar: