Salam Tempel Mr Bush
Lagi-lagi AS menunjukkan kepongahannya dengan ogah meratifikasi konsensus yang telah digulirkan oleh Protokol Kyoto. Sebelum UNFCCC yang diselenggarakan di Bali ini, sebuah kesepakatan yang telah disetujui oleh negara-negara di dunia akan mengurangi jumlah emisi gasnya sebesar ketentuan yang telah digulirkan.Tetapi giliran AS, seluruh dunia dibuat pusing dengan gaya utusan AS yang melobi sana-sini hanya demi satu tujuan menolak untuk meratifikasi protokol kyoto tahun 1999. Para ahli dan pendukung AS menilai sikap arogan yang ditunjukkannya sebagai kemampuan diplomasi tingkat tinggi, tentu bisa dibayangkan sendiri AS yang notabene sendirian, dengan sikap kekukuhannya itu ternyata tak membuat negara-negara lain berani untuk menentang kebijakannya, Ia meskipun melawan arus, namun tak satu negarapun berani untuk menggugat sikapnya.
AS seolah-olah seperti raksasa Gulliver di tengah-tengah kurcaci-kurcaci yang berupaya menyerimpung langkahnya, tetapi kita tak berdaya karena raksasa itu sangat kuat, sedangkan kita tak lebih dari macan ompong, atau mungkin malah pengecut yang tak berdaya ditikam kesewenang-wenangan AS.
Di dalam banyak sisi, AS seakan-akan menantang kita, “Ini lho aku cowboy yang bergaya sok preman” dan tidak takut dengan siapapun meskipun sendirian. Tengoklah bagaimana kepongahan AS di Irak, meskipun senjata pemusnah massal terbukti tidak ada, tetapi mereka tetap menyerang Irak dengan alasan yang tak masuk diakal. Di Iranpun juga sama, meskipun Iran sudah mengatakan nuklirnya untuk keperluan pembangkit listrik dan konversi energi, tetapi AS tetap mengawasinya, kalau-kalau Irak membuat senjata.
Sikap semau gue jelas sekali menampar dunia internasional, mereka seakan-akan tidak menghargai negara-negara lain yang tengah berupaya keras untuk mengurangi laju kerusakan lingkungannya dengan menyepakati apa yang tertuang dalam Protokol Kyoto, berupa penurunan emisi gas buang yang banyak menghancurkan lapisan ozon. Padahal AS sendiri penyumbang emisi gas terbesar di dunia, sangat ironi jika negeri Pak Lik Sam itu sama sekali bersikeras dengan sikapnya
Sama seperti pencuri yang tertangkap basah mencuri, begitu ketahuan barang bukti yang dicurinya menolak untuk mengembalikan barang curian itu kepada pemiliknya. Sekali lagi kita Umat Islam sedang disuguhi dagelan tingkat tinggi, gaya arogan, sekaligus kekonyolan. Apakah hikmah yang bisa dipetik dalam peristiwa ini, Allah sengaja membuka aib atau kebobrokan sebuah negara yang diluarnya nampak begitu sempurna, elegan dan penuh dengan kewibawaan.
Selamat membaca Furqon!
29 Januari 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar