24 Januari 2008

Hati-Hati Aqua Berlumut


Air minum sehat ya aqua. Slogan itu selalu berdengung. Lagi-lagi ini persoalan gaya hidup kita yang malas dalam segala hal, malas untuk memasak air, apalagi sampai antri berpuluh-puluh kilo seandainya kita hidup pada daerah tandus. Cukup beli air kemasan atau isi ulang yang cukup murah, kita mendapatkan air segar alami yang ternyata . . .
Instant, itulah yang selalu didengung-dengungkan oleh masyarakat modern, instant itu praktis, tak bertele-tele, dalam bahasa iklan tinggal lheb . . tanpa perlu proses yang rumit. Dalam segala hal, manusia modern menuntut kepraktisan, entah itu dalam hal pola makan, ataupun minum.
Dalam hal minum misalnya, kalau dulu, orang harus susah payah ngangsu air, kemudian merebusnya, tetapi barangkali hal itu sudah jarang dilakukan, mereka yang tinggal di kos, kontrakan dengan aktivitas yang sibuk memilih untuk membeli air kemasan atau jika mereka punya dispenser—alat pengubah suhu air dingin atau panas dan berfungsi sebagai penampung air, mereka memilih untuk membeli aqua jenis galon yang lebih murah dan kapasitasnya lebih banyak.
Di balik semua itu, ternyata Aqua galon menyimpan banyak masalah, antara lain air yang kelihatan keruh, kotor dan setelah beberapa hari mengendap dalam galon, air aqua itu ternyata mengandung lumut. Temuan dari Dinas Kesehatan di Makassar setelah sebelumnya melalui pelaporan konsumen membuat Dinas Kesehatan itu terpaksa turun lapangan untuk memeriksa depo air minum yang tersebar di Makassar.
Sementara itu salah satu situs media konsumen menerima pengaduan dari seorang agen penyalur aqua yang mendapatkan pasokan Aqua botol dan galon dari seorang sales asal Klaten menuturkan
“Namun beberapa hari kemudian, dua Aqua galon yang tersisa tiba-tiba isinya keruh. Di bagian bawah galon muncul gumpalan warna hijau seperti lumut. Keruh sekali dan menjijikkan. Sampai-sampai, pelanggan urung membeli di toko saya. Padahal masih ada beberapa galon Aqua yang isinya jernih. Pikir saya, aneh, Aqua kok ada lumutnya? Padahal Aqua sudah punya nama. Katanya, Aqua jernih, segar dan selalu terjamin mutunya, mana buktinya? Untuk diketahui, penutup galon tersebut juga ada tulisannya Aqua. Di bagian tutup juga disegel pakai plastik warna biru tua bertuliskan Aqua. Hanya saja, plastik segel itu tidak rapi dan sudah sobek-sobek”
Di Jakarta, penelitian tentang Air Minum Isi Ulang (AMIU) berbagai merk, termasuk Aqua membuktikan bahwa 16 persen sampel air minum itu terkontaminasi dengan bakteri Coliform. Mengapa bakteri bisa masuk, padahal didalam prosesnya sendiri Aqua menerapkan langkah apa yang disebut 27 langkah hidro pro system sejak pemilihan mata air hingga pemrosesan, pengemasan serta pemantauan kualitas air. Perusahaan yang menginduk pada Danone (perusahaan roti dan biscuit dari Perancis) ini. Mengawali pemrosesan dengan filterisasi atau penyaringan air untuk menghilangkan partkel kasar yang mungkin terbawa dari perut bumi. Berikutnya, proses ozonasi untuk lebih memastikan bahwa air AQUA benar-benar bebas dari kuman-kuman pembawa penyakit, barulah kemudian proses pengemasan dari bahan PET seperti yang kita lihat dalam kemasan aqua 240 ml, 1500 ml, 600 ml dan 330 ml.
Jika memang prosesnya saja sedemikian ketat kecil kemungkinan Aqua tercemar, bisa jadi kita harus lebih curiga bahwa aqua berlumut itu aspal (asli tapi palsu) dan bukan dari perusahaan Aqua yang asli, hal ini bisa dilihat dari plastik segel yang tak rapi dan sobek-sobek, saatnya sebagai konsumen agar lebih cermat dalam membeli. Apalagi bisnis air minum sekarang begitu menggiurkan, permintaan dari pasar begitu tinggi, mereka yang memahami peluang ini dan hanya mengeruk semata, akan berusaha dengan segala daya menghalalkan segala cara
(with pras/media_konsumen/tribun makassar/danone aqua)

Tidak ada komentar: