25 Januari 2008

Maraknya Pengobatan Herbal

Maraknya Pengobatan Herbal
Hentikan Kebiasaan Berobat ke Dokter !


Apa yang kita pikirkan apabila anggota keluarga kita sakit? Pasti semua sepakat kalau kita harus membawanya ke dokter. Pengobatan yang dilakukan oleh dunia kedokteran memang mendominasi, seakan-akan menjadi satu-satunya penyembuh yang cespleng bagi penderitaan si sakit, tetapi sekarang sedang dikembangkan pola pengobatan herbal yang tanpa efek samping dan murah

Kenyataan ini tak dapat dipungkiri, sebab dokter dan rumah sakit konon menjadi pengobatan dunia modern yang tiada tanding dan tiada banding. Tetapi jika kita mau mengubah jalan berpikir kita, atau mengubah paradigma berpikir kita, tentang dunia pengobatan, dokter ataupun sistem kesehatan didalamnya meliputi, rumah sakit dan obat-obatan, bukan satu-satunya jalan agar terbebas dari penyakit yang diderita. Akan kita lihat bahwa, jauh di perkotaan atau di desa terpencil, hanya beberapa persen dari pasien yang berkenan dibawa ke rumah sakit, mereka lebih percaya dengan pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional
Jauh sebelum dunia farmasi berkembang, obat-obatan kimia belum banyak ditemukan orang, pengobatan herbal menjadi solusi atas segala jenis penyakit. Krena kedudukan manusia saat itu begitu dekat dengan alam, maka Ia mencari obat juga berasal dari alam, yakni banyaknya spesies tumbuh-tumbuhan yang mengandung khasiat obat. Resep dari nenek moyang dan turun temurun inilah yang coba dikembangkan oleh para ahli tanaman obat, bahkan uji klinis juga telah dilakukan oleh BPOM (Balai Pengawasan Obat dan Makanan) untuk menyebut beberapa nama yang berkhasiat sebagai obat.
Menurut laporan BPS (Biro Pusat Statistik) sebanyak 53 juta jiwa atau 25,4 persen manusia Indonesia menderita sakit, dari jumlah tersebut sekitar 58,6 persennya berobat sendiri atau berobat di klinik tradisional. Sisanya yang 41,4 persen pergi ke dokter, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan lainnya. Rupanya, meskipun pengobatan modern dengan alat-alat canggih kedokteran tidak menjamin seluruh masyarakat percaya dan beralih kesana, masyarakat tradisional justru mencanangkan sebuah program back to nature with herbal medicine yang saat ini sedang marak. Kelebihan pengobatan herbal ini disamping tak punya efek samping yang berarti, tanaman obat juga banyak ditemukan di banyak daerah tropis di Indonesia. Indonesia sendiri memiliki 30.000-an spesies tumbuhan dan 6.000-an jenis tanaman berkhasiat obat.
BPOM sendiri saat ini sudah meneliti 9 tanaman obat unggulan antara lain mengkudu, jambu biji, jati belanda, cabai jawa, sambiloto, kunyit, jahe merah, salam dan temu lawak. Sebagai contoh adalah mengkudu, buah yang berbau kurang enak ini ditemukan oleh orang-orang Polinesia dan banyak digunakan oleh bangsa Cina, India, Tahiti dan Malaysia untuk pengobatan. Zat di dalam mengkudu, Scopoletin mampu memperlebar pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah tinggi, Mengkudu juga bisa untuk menyembuhkan diabetes melitus. Selain itu jambu biji juga efektif untuk menghambat pertumbuhan laju virus Demam Berdarah Dengue (DBD), Selama ini kita tahu bahwa penyakit demam berdarah juga dapat menimbulkan kematian. Temu Lawak (Curcuma xanthorhiza) mempunyai khasiat untuk mengobati berbagai-bagai jenis penyakit. diantaranya adalah untuk mengobati penyakit hati dan demam kuning. Selain itu ia juga merupakan ramuan jamu untuk menyembuhkan demam, sembelit, melancarkan aliran darah, merangsang pengeluaran air hempedu, obat asma, dan sakit perut.lainya. Nah, mulai sekarang kurangi konsumsi obat-obatan dan beralihlah ke obat tradisional, untuk kesembuhan penyakit dan pola hidup sehat. (withpras)

Tidak ada komentar: